MAKALAH
STRATEGI PEMBELAJARAN PAI
“PENGELOLAAN KELAS”
Dosen pengampu :
rohani,m.pd.i
Kelompok 13
1. Ahmad gholibi
2. Toto
budiarto
3. Muhammad
ikhwan
4. Arif nur
afin
5. arifudin
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
PRINGSEWU
JL. WONOKRIYO DS. Wonokriyo kec. Gadingrejo pringsewu-lampung
DAFTAR ISI
COVER
……………………................................................................................... 0
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………….... 1
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………….. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG …………………………………………………. 3
B. MASALAH …………………………………………………………….. 4
C. PERUMUSAN MASALAH……………………………………………. 4
D. TUJUAN DAN MANFAAT ……………………………………………. 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS…… 5
B. PRINSIP-PRINSIP
PENGELOLAAN KELAS ………………………… 6
C. TUJUAN PENGELOLAAN KELAS ………………………………….... 8
D. PENGERTIAN PENGELOLAAN KELAS……………………………… 11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN …………………………………………………………... 14
B. PENUTUP ………………………………………………………………... 15
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………….. 16
C.
KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah yang berjudul “pengelolaan kelas” dengan lancar. Dalam
pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Ibu Rohani., M.Pd.I, yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas
sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar. Dan semua pihak yag telah
membantu kelancaran dalam menyelesaikan makalah ini sehingga pembuatan makalah
ini dapat berjalan lancar.. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran
dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir
kata penulis sampaikan terimakasih
.
|
Gadingrejo, November 2013
Penulis
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia yang berkualitas
merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat,
makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa
terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa (2006:3) ”Setidaknya
terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan
agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM) yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga
kependidikan yang yang professional.
Guru yang professional salah satu cirinya adalah
guru yang mampu mengelola kelas dengan baik. Di kelas, segala aspek pendidikan
pengajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan
segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya; kurikulum dengan segala
komponennya; dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya
bertemu dan berpadu serta berinteraksi di kelas. Bahkan hasil
dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan
oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh
sebab itu sudah selayaknyalah kelas
dikelola dengan professional.
Manajemen kelas diperlukan karena dari hari ke
hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu
berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok
belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya
dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis
dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa.
B.
MASALAH
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. pengertian pengelolaan kelas
2. tujuan pengelolaan kelas
3. Berbagai macam pendekatan dalam
pengolaan kelas
4. Prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas
C. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan dalam makalah ini adalah bagaimana
pengelolaan kelas itu.
D.
TUJUAN DAN MANFAAT
Agar dapat menambah wawasan pembaca tentang :
1. Pengertian
pengelolaan Kelas
2. Tujuan pengelolaan
kelas
3. Prinsip-prinsip
pengelolaan kelas
4. Pendekatan
dalam pengelolaan kelas
Menurut Suharsimi Arikunto
pengertian pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan belajar mengajar / yang membantu dengan maksud agar
di capai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar siswa
dapat berjalan dengan lancar dan terciptanya kondisi belajar yang optimal untuk
berlangsungnya kegiatan belajar siswa.
Sedangkan menurut Sudirman
N, dalam (dkk. 1991), pengertian pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan
potensi kelas. Ditambahkan lagi oleh Hadari Nawawi (1989), dengan mengatakan
bahwa kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai
kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian
kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang
tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan
kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
Pengelolaan kelas adalah
suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran.
Kesimpulan sederhananya adalah pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan
kelas untuk kepentingan pengajaran. Dalam konteks yang demikian itulah kiranya
pengelolaan kelas penting untuk diketahui oleh siapapun juga yang menerjunkan
dirinya kedalam dunia pendidikan.
Pengelolaan kelas merupakan
hal yang berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran
lebih menekankan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak
lanjut dalam suatu pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih berkaitan
dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal
bagi terjadinya proses belajar (pembinaan rapport, penghentian perilaku peserta
didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian
tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang
produktif), didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas.
Pengelolaan Kelas adalah
berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan olehguru dengan tujuan meciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagaiterjadinya proses belajar mengajar.
Sedangkan untuk pengajaran adalah segala jenis kegiatan yang dengan segaja kita
lakukan dan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus
pengajaran.
Berdasarkan pendekatan
menurut Weber pengertian pengelolaan kelas diklasifikasikan kedalam dua
pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter dan
pendekatan permisif.
Berdasarkan pendekatan
otoriter pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengkontrol
tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas
melalui penerapan disiplin secara ketat (Weber). Bagi sekolah atau guru yang
menganut pendekatan otoriter, maka dalam mengelola kelas guru atau sekolah
tersebut menciptakan iklim sekolah dengan berbagai aturan atau
ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh warga sekolah/kelas. Walaupun
menggunakan pendekatan otoriter, berbagai aturan yang dirumuskan tentu saja
tidak hanya didasarkan pada kemauan sepihak dari pengelola sekolah/kelas saja,
melainkan dengan memasukan aspirasi dari siswa. Hal ini penting mengingat
aturan yang dibuat diperuntukan bagi kepentingan bersama, yaitu untuk menunjang
terjadinya proses pembelajaran yang efektif danefisien.
Kedua pendekatan
permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan
oleh guru untuk memberi kebebasan untuk siswa melekukan berbagai aktivitas
sesuai dengan yang mereka inginkan. Pengertian kedua ini tentu saja bertolak
belakang dengan pendapat pertama. Menurut pandangan permisif, fungsi guru
adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan
aktivitas di dalam kelas, tanpa harus merasa takut dan tertekan. Dengan
demikian, pengelolaan kelas merupakan usaha sadar, untuk mengatur kegiatan
proses belajar mengejar secara sistematis.
Pengajaran adalah proses menyampaikan atau menanamkan
pengetahuan dan keterampilan. Sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu
pengetahuan, maka pengajaran memiliki tujuan yang utama yaitu penguasaan materi
pelajaran. Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa
dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu
sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari mata pelajaran yang diberikan di
sekolah. Sedangkan mata pelajaran itu sendiri adalah pengalaman-pengalaman
manusia masa lalu yang disusun secara sistematis dan logis kemudian diuraikan
dalam buku-buku pelajaran dan selanjutnya isi buku itu yang harus dikuasai
siswa (Sanjaya, 2005: 75).
Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan hanya tanpa
tujuan. Karena ada tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun
kelelahan fisik maupun pikiran dirasakan. Tujuan pengelolan kelas pada
hakekatnya mengandung tujuan pengajaran. Karena pengajaran merupakan salah satu
faktor pendukung berhasil tidaknya proses belajar mengajar dalam kelas. Secara
umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual
belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan
suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap, serta
apresiasi pada siswa (Sudirman, 1992: 31).
Adapun secara khusus, tujuan pengelolaan kelas adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan
kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu
siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan (Usman, 1995: 8).
Sedangkan menurut Wijaya dan Rusyan (1994: 114) tujuan dari
pengelolaan kelas itu antara lain:
a.
Agar pengajaran dapat dilakukan secara
maksimal sehingga tujuan tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
b.
Untuk memberi kemudahan dalam memantau
kemajuan siswa dalam pelajarannya. Dengan pengelolaan kelas guru mudah melihat
dan mengamati setiap kemajuan yang dicapai siswa dalam pelajarannya.
c.
Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat
masalah-masalah penting untuk dibicarakan di kelas untuk perbaikan pengajaran
pada masa mendatang.
Lebih lanjut, menurut Louis
V Johnson (tth: 17) dalam Made Pidarta mengemukakan bahwa tujuan pengelolaan
kelas ialah menciptakan kondisi dalam kelompok kelas, yang berupa lingkungan
kelas yang baik, yang memungkinkan para siswa berbuat sesuai dengan
kehadirannya, seperti halnya dalam lingkungan masyarakat.
Dari beberapa pengertian
tujuan pengelolaan kelas di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan
dari pengelolaan kelas adalah menciptakan dan menjaga kondisi kelas agar proses
belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Artinya upaya yang dilakukan
oleh guru agar masing-masing siswa dengan kemampuannya yang heterogen dapat
mengikuti materi yang disampaikan guru.
Berbagai pendekatan
tersebut adalah seperti dalam uraian berikut:
a.
Pendekatan Kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai
suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru disini
adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.
Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya.
Di dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas.
Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.
b.
Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau
intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk
mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak
didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan,
sindiran, dan memaksa.
c.
Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu
proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu
kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin
kebebasan anak didik.
d.
Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini
dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus
dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau
situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap
apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk
seperti yang tertulis dalam resep.
e.
Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu
anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya
masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa
dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk
mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan
guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.
f.
Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan
kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik.
Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan
mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan
tingkah laku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan
psikologi behavioral.
Program atau kegiatan yang yang
mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik, harus diusahakan
menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan hilang dari
tingkah laku siswa atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut
pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan
memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas.
Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas
diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada
gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
g.
Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan
tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang
di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan siswa serta
hubungan antar siswa. Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan
hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas
yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk
terrciptanya hubungan guru dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap
ngayomi atau sikap melindungi.
h.
Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan in, peran guru adalah
mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses
kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru
harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi
kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi
konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.
i.
Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis (electic approach)
ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif wali atau guru
kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang
dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan
salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau
ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan
pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam
pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan
suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan
efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai
dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas
disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara
efektif dan efisien.
D.
PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN
KELAS
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip
pengelolaan kelas di sini adalah hal-hal yang dapat dijadikan pedoman atau
pegangan guru di dalam mengelola, agar menjadi terarah dan efisien.
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan
dalam pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan,
yaitu :
1. Hangat
dan antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses
belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu
menunjukkan atusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam
mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2.
Tantangan
Penggunaan kata-kata tindakan, cara kerja
atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk
belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
Tambahan lagi akan dapat menarik perhatian anak didik dan dapat mengendalikan
gairah belajar mereka
3.
Bervariasi
Penggunaan alat atau media, atau alat bantu,
gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi
munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi bila
penggunaannya bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Kevariasian dalam penggunaan
apa yang disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas
yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4.
Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah
strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik,
serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran
dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak didik, tidak ada
perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
5.
Penekanan pada hal-hal yang
positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik,
guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan
perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang
positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik
yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut
dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru
untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.
6.
Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah
anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru
sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri
dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan
pelaksanaan tanggung jawab. Jadi guru harus disiplin dalam segala hal bila
ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.
Seorang ahli dari Amerika Serikat bernama L.
Gulick mengemukakan adanya 7 (tujuh) unsur administrasi seperti disebutkan
dalam buku administrasi seperti disebutkan dalam buku “Administrasi Pendidikan”
(1969 : 1). Sebagai landasan manajemen adalah :
a.
Perencanaan (planning).
b.
Pengorganisasian (organizing).
c.
Kepegawaian (staffing).
d.
Pengarahan (directing).
e.
Pengkoordinasian (coordinating).
f.
Pengawasan (controlling).
g.
Pelaporan (reporting).
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
mengatasi masalah untuk membuat iklim kelas yang sehat dan efektif adalah
sebagai berikut :
1.
Bila situasi kelas
memungkinkan anak-anak belajar secara maksimal, fungsi kelompok harus
diminimalkan.
2.
Manajemen kelas harus
memberi fasilitas untuk mengembangkan kesatuan dan bekerjasama.
3.
Anggota-anggota kelompok
harus diberi kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang memberi
efek kepada hubungan dan kondisi belajar atau kerja.
4.
Anggota-anggota kelompok
harus dibimbing dalam menyelesaikan kebimbingan, ketegangan dan perasaan
tertekan.
5.
Perlu diciptakan
persahabatan dan kepercayaan yang kuat antar siswa.[3]
Thomas Gardon (1990 : 29)
mengatakan bahwa hubungan guru dan siswa dikatakan baik apabila hubungan itu
memiliki sifat-sifat atau prinsip-pinsip sebagai berikut :
a)
Keterbukaan, sehingga baik
guru maupun siswa saling bersikap jujur dan membuka diri satu sama lain
b)
Tanggap bilamana seseorang
tahu bahwa dia dinilai oleh orang lain
c)
Saling ketergantungan antara satu dengan yang
lain.
d)
Kebebasan, yang
memperbolehkan setiap orang tumbuh dan berkembang mengembangkan keunikannya,
kreatifitasnya dan kepribadiannya.
e)
Saling memenuhi kebutuhan,
sehingga tidak ada kebutuhan satu orang pun yang tidak terpenuhi.
Prinsip-prinsip di atas memberikan hubungan
positif interaksi edukatif antara guru dan siswa.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang
dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan
sederhananya adalah pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk
kepentingan pengajaran. Dalam konteks yang demikian itulah kiranya pengelolaan
kelas penting untuk diketahui oleh siapapun juga yang menerjunkan dirinya
kedalam dunia pendidikan.
Tujuan pengelolan kelas pada hakekatnya mengandung tujuan
pengajaran. Karena pengajaran merupakan salah satu faktor pendukung berhasil
tidaknya proses belajar mengajar dalam kelas. Secara umum tujuan pengelolaan
kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa
dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual belajar dan bekerja,
terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional dan sikap, serta apresiasi pada siswa
Berbagai pendekatan
tersebut adalah seperti dalam uraian berikut:
a.
Pendekatan Kekuasaan
b.
Pendekatan Ancaman
c.
Pendekatan Kebebasan
d.
Pendekatan Resep
e.
Pendekatan Pengajaran
f.
Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
g.
Pendekatan Sosio-Emosional
h.
Pendekatan Kerja Kelompok
i.
Pendekatan Elektis atau Pluralistik
B.
Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini
Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Cangelosi,
J.S. 1993. Classroom Management Strategies, Gaining and Maintaining Student
Cooperation. Second Edition, by Logman Publishing Group.
Cooper, J.M.
1977. Classroom Teaching Skills. A Handbook. Lexingtong: De Health and Coy.
Davies, I, K.
Tanpa tahun. Pengelolaan Belajar. Terjemahan oleh Sudarsono & Lily. 1986.
Jakarta: C.V. Rajawali.
Direktorat
Dikmenum, 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Buku Konsep I dan
Pelaksanaan MPMBS. Departemen Pendidikan Nasional.
Depdikbud
Dikdasmen, 1997. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. 1998. Jakarta:
Depdikbud.