Senin, 27 Januari 2014

pembelajaran dan indikator keberhasilan


BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Pengertian Belajar menurut C.T. Morgan dalam buku Introduction To Psychology (1961), Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat / hasil dari pengalaman yang lalu. Ringkasnya ia mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.Siswa mengalami suatu proses belajar.

Dalam proses belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar, akan kemampuan dirinya.

Pengertian Mengajar Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa. Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (1998: 150) mengemukakan yang dimaksud dengan mengajar ialah memberikan pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan atau keterampilan-keterampilan kepada anak-anak.
B.       Perumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah di dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi belajar mengajar ?
2.         Apa saja indikator keberhasilan belajar mengajar ?
3.         Bagaimana cara mengukur atau menilai tingkat keberhasilan tersebut ?
4.         Bagaimana cara program perbaikan bila tidak mencapai keberhasilan?



C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Strategi Pembelajaran PAI juga agar Bapak/Ibu Guru maupun Calon Guru seperti layaknya tim penyusun makalah dapat memahami faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar agar pembejalaran yang dilaksanakan berhasil sesuai dengan yang diharap




BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan untuk membelajarkan siswa. Definisi lain menjelaskan pembelajaran adalah seperangkat kejadian yang mempengaruhi siswa dalam situasi belajar. Sedangkan pengertian pembelajaran pendidikan agama Islam adalah suatu proses yang bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar agama Islam. Dalam pembelajaran PAI harus di dasarkan pada pengetahuan siswa yang belajar dan lebih sering difokuskan bagi suatu materi ada kepentingan antara panjangnya materi pelajaran yang tercampur atau tidak tercampur dengan spesifikasi apa yang harus dimunculkan. Pembelajaran PAI ini juga harus menjadi sesuatu yang direncanakandari pada hanya sekedar asal jadi. Pembelajaran PAI ini akan lebih membantu siswa dalam memaksimalkan kecerdasan yang siswa miliki, menikmati kehidupan, serta kemampuan untuk berinteraksi secara fisik dan social terhadap lingkungan.

Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan mencakup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran.
   
     Darsono (2002: 24-25) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai “suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik”. Sedangkan secara khusus pembelajaran dapat diartikan sebagai berikut : 

1.         Teori Behavioristik, mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau reinforcement (penguatan).

2.         Teori Kognitif, menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari.

3.         Teori Gestalt, menguraikan bahwa pembelajaran merupakan usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola bermakna).

4.         Teori Humanistik, menjelaskan bahwa pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.

Arikunto (1993: 12) mengemukakan “pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar”. Lebih lanjut Arikunto (1993: 4) mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah bantuan pendidikan kepada anak didik agar mencapai kedewasaan di bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap”. 

Sedangkan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Dari berbagai pendapat pengertian pembelajaran di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar.

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/ media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Proses yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum,  sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan media.

Demikian pula kunci pokok pembelajaran ada pada guru (pengajar), tetapi bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif sedang siswa pasif. Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak yang sama-sama menjadi subjek pembelajaran. Jadi, jika pembelajaran ditandai oleh keaktifan guru sedangkan siswa hanya pasif, maka pada hakikatnya kegiatan itu hanya disebut mengajar. Demikian pula bila pembelajaran di mana siswa yang aktif tanpa melibatkan keaktifan guru untuk mengelolanya secara baik dan terarah, maka hanya disebut belajar. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menuntut keaktifan guru dan siswa.

B.       Indikator dan Penilaian Keberhasilan
Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, adalah:
1.         Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok,
2.         Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai siswa baik individu maupun klasikal.
Penilaian keberhasilan dalam belajar mengajar dapat menggunakan tes prestasi belajar untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan. Tes prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut :
1.         Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk menguur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak didik terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses balajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
2.         Tes Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu, bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap anak didik untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar anak didik. Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
3.         Tes Sumatif
Tes ini dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua tahun pelajaran, Tes ini bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar anak didik dalam suatu periode belajar tertentu.
Hasil tes ini digunakan untuk kenaikan kelas, menyusun rangking atau sebagai ukuran mutu sekolah.

C.      Tingkat Keberhasilan
Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan tingkat acuan sebagai berikut:
1.         Istimewa / maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai siswa,
2.         Baik sekal / optimal: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa,
3.         Baik / minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s/d 84% dikuasai siswa
4.         Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa.

D.      Program Perbaikan
Tingkat keberhasilan proses mengajar dapat digunakan dalam berbagai usaha antara lain dengan kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri. Ada dua point yang dapat dilihat dari hasil tingkat keberhasilan proses belajar mengajar :
1.         Apabila 75 % anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai tingkat keberhasilan minimal, optimal atau maksimal, maka dapat dilanjutkan ke proses belajar untuk pokok bahasan yang baru.
2.         Apabila 75 % anak didik kurang (dibawah taraf minimal ) dalam mencapai tingkat keberhasilan , maka proses belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan.

Pengukuran tentang tingkatan keberhasilan proses mengajar sangat penting karena itu pengukuran harus betul-betul Sahih ( Valid ), Andal ( reliable) dan Lugas (Objective). Hal ini dapat tercapai apabila alat ukurnya disusun berdasarkan kaidah, aturan, hukum atau ketentuan penyusunan tes. Pengajaran perbaikan mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1.         Mengulang pokok bahasan seluruhnya.
2.         Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai.
3.         Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama.
4.         Memberi tugas-tugas khusus.

E.       Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Mengajar
Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut adalah :
1.         Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan bentuk tingkah laku atau kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah proses pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran dapat dibuat dalam berbagai macam cara. Seringkali terjadi, rumusan itu menggambarkan apa yang akan dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Jika rumusan semacam ini dibuat, tidak memberi tuntutan kepada siswa untuk belajar sehingga memperoleh hasil tertentu. Dengan singkat dapat dikemukakan bahwa rumusan tujuan harus menggambarkan bentuk hasil belajar yang ingin dicapai siswa melalui proses pembelajaran dilaksanakan.

2.         Guru
Peran guru di sekolah juga sangat penting dalam meningkatkan kemauan belajar anak anak. Seorang guru dapat memotivasi dan memberikan pengarahan kepada anak anak bagaimana cara belajar yang baik dan mengembangkan potensi lebih yang terdapat pada anak.

Ada beberapa aspek yang menentukan keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar yaitu :
a.    Kepribadian
Hal ini akan mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru perlihatkan ketika melaksanakan tugas didalam kelas.

b.    Pandangan terhadap anak didik
Proses belajar dari guru yang memandang anak didik sebagai mahluk individual dengan yang memiliki pandangan anak didik sebagai mahluk sosial akan berbeda. Karena prosesnya berbeda, hasil proses belajarnya pun akan berbeda.

c.    Latar belakang dan Pengalaman guru
Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, karena ia sudah dibekali dengan seperangkat teori sebagai pendukung pengabdiannya. Tingkat kesulitan yang ditemukan guru semakin berkurang pada aspek tertentu seiring dengan bertambahnya pengalamannya.
Guru yang bukan berlatar belakang pendidikan keguruan dan ditambah tidak berpengalaman mengajar , akan banyak menemukan masalah dikelas. Oleh sebab itu, untuk menjembatinya dibuat program Akta 4 dan Akta 5.

3.    Anak Didik
Aspek dari anak didik yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar adalah :
a.         Psikologis anak didik.
b.        Biologis anak didik.
c.         Intelektual anak didik.
d.        Kesenangan terhadap pelajaran.
e.         Cara belajar anak didik.
Hal diatas yang menyebabkan perbedaan karakteristik anak didik , misalnya pendiam, aktif, keras kepala, kreatif , manja dan sebagainya. Anak yang dengan ciri-ciri mereka masing-masing berkumpul di dalam kelas dan yang mengumpulkan tentu saja guru atau pengelola sekolah. Banyak sedikitnya jumlah anak didik dikelas akan mempengaruhi pengelolaan kelas.

Angka-angka dirapor menunjukkan bukti nyata dari keberhasilan belajar mengajar. Hal ini sebagai bukti bahwa tingkat penguasaan anak terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru, karena itu dikenalilah tingkat keberhasilan maksimal (istimewa), Optimal (baik sekali), minimal (baik) dan kurang untuk setiap bahan yang dikuasai anak didik.

4.    Media Pembelajaran
Media pembelajaran ini membuat konkrit konsep-konsep yang masih abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikonkritkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran.

5.    Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan pelajaran sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak didik yang belajar.. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak didik.

Ada 3 aspek yang dapat dilihat dari kegiatan pengajaran untuk keberhasilan belajar mengajar yaitu:
a.    Gaya mengajar guru.
1)        Gaya mengajar klasik,
2)        Gaya mengajar teknologis,
3)        Gaya mengajar personalisasi dan
4)        Gaya mengajar interaksional
b.    Pendekatan guru
1)   Pendekatan individual
Guru berusaha memahami anak didik dengan segala persamaan dan perbedaannya.
2)   Pendekatan kelompok
Berusaha memahami anak didik sebagai mahluk sosial. Perpaduan kedua pendekatan ini akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang lebih baik.
c.    Strategi penggunaan metode
Penggunaan strategi belajar dapat digunakan lebih dari 1 metode pengajaran misalnya penggunaan metode Ceramah dengan metode Tanya jawab untuk mata pelajaan IPS. Jarang guru menggunakan 1 metode dalam melaksanakan pengajaran , hal ini disebabkan rumusan tujuan yang dibuat guru tidak hanya satu, tetapi bisa lebih dari dua rumusan.

6.    Evaluasi
Faktor suasana evaluasi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Hal yang perlu dalam suasana evaluasi adalah.
a.    Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas.
b.    Semua murid dibagi menurut tingkatan masing-masing.
c.    Besar sedikitnya anak didik dalam kelas.
d.   Berlaku jujur, baik guru maupun anak didik selama evaluasi tersebut.














BAB III
PENTUTUP


A.      Kesimpulan
Pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan untuk membelajarkan siswa. Definisi lain menjelaskan pembelajaran adalah seperangkat kejadian yang mempengaruhi siswa dalam situasi belajar. Sedangkan pengertian pembelajaran pendidikan agama Islam adalah suatu proses yang bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar agama Islam. Dalam pembelajaran PAI harus di dasarkan pada pengetahuan siswa yang belajar dan lebih sering difokuskan bagi suatu materi ada kepentingan antara panjangnya materi pelajaran yang tercampur atau tidak tercampur dengan spesifikasi apa yang harus dimunculkan.

Setelah kami uraikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar – mengajar, secara garis besar dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1.         Keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi berbagai aspek baik guru , anak didik, evaluasi, media pembelajaran dan suasana lingkungan belajar mengajar di sekolah.
2.         Indikator keberhasilannya ditentukan berapa besar daya serap siswa terhadap bahan pelajaran yang diajarkan.
3.         Apabila 75% siswa masih dibawah taraf minimal dalam mencapai tingkat keberhasilan, maka proses belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan.

B.       Saran
Setelah membaca dan menguraikan tentang makalah ini, saran yang dapat diberikan adalah :
1.         Perlunya menelaah dan mengkaji secara continue sebagai suatu perbaikan yang terus menerus terhadap proses pembelajaran yang ada di Indonesia, agar pendidikan yang dikembangkan, mencapai tujuan yang diharapkan.
2.         Perlunya mengaplikasikan pendidikan yang berkarakter secara nyata, tidak hanya sekedar teori yang menitik beratkan pada ujian kognitif semata.


DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Penerbit AlfabetaSlameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka  Cipta.
Wandi, (2007). Pengertian Belajar Menurut Ahli.

(Online).http://www.whandi.net/2007/05/16/pengertian-belajar-menurut-ahli. Diakses 21 Oktober 2012
Drs. Lukmanul Hakim, M.Pd. Perencanaan Pembelajaran, Bandung. CV Wacana Prima : 2008
Drs. Rudi Susilana, M.Si, Cepi Riyana, M.Pd, Media Pembelajaran, (Bandung, CV Wacana Prima : 2007
Moh Uzer Usman dan Lilis Setiawati; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung. PT Remaja Rosdakarta : 1993
http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/pengertian-belajar.html
http://mitanggel.blogspot.com/2009/09/pengertian-mengajar.html


2 komentar:

  1. kalo boleh tahu, indikator dan tingkat keberhasilan pembelajaran itu sumber pustakanya dari mana ya? terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. indikator yang disebutkan sangat mendasar dan relevan jadi sekalipun ini pendapat pribadi juga ga ada setitik kesalahan apapun jadi sumbernya pustakanya adalah hikmat Allah

      Hapus